10 Alasan Kenapa Orang Left Grup Whatsapp?
Konten [Tampil]
Alasan Kenapa Orang Left Grup Whatsapp?- WhatsApp merupakan salah satu aplikasi messenger yang paling banyak di minati dari era kolonial (tua) hingga milenial (muda). WhatsApp menghadirkan berbagai fitur salah satunya grup Whatsapp. Dengan adanya grup Whatsapp semua terbantu bukan?Grup Whatsapp bisa dijadikan sebagai ajang silaturahmi. Salah satunya reunui sekolah yang tadinya tidak ketemu 12 tahun,
Baca juga: Tanya Veronika Asisten Virtual
Selain bisa dijadikan grup komunitas, grup whatsapp juga bisa saling mengenal satu sama lain menyatukan pemikiran yang berbeda-beda dalam satu grup. Jelas dalam Whatsapp notabenenya grup diskusi online. Suka tidak suka pasti ada aturannya. TRUE? Dalam aturan tersebut pasti ada yang tidak suka dan ada yang suka untuk mematuhi peraturan yang ada di grup.
Sedikit flashback dengan whatsapp. Seperti yang kita ketahui, saya benar-benar suka dengan whatsapp karena kesederhanaannya. Dulu sebelum ada Whatsapp Story serta fitur-fitur lain, Whatsapp hadir dengan keprivasiannya. Seperti sms namun tidak memakan pulsa hanya dibutuhkan kuota. Sebelumnya ke whatsapp pernah menjadi pengguna BBM. Namun BBM lemot selalu jambret alias lola(loading lama), maka memutuskan untuk uninstall dan segera mendownload Whatsapp.
Dulu pengguna whatsaapp tidak membludak seperti sekarang ini dan sangat suka fitur yang dulu. Kalau sekarang lebih go public seperti saudara-saudaranya Instagram dan facebook.
Topik utamanya adalah kenapa banyak orang left dari grup whatsapp? ini sedikit cerita karena pengalaman diri sendiri keluar dari beberapa grup karena hal-hal. Apa yang menyebabkan orang left grup? tentunya banyak macam alasan yang mungkin saya dan pembaca berbeda pengalamannya. Baiklah dirangkum dari beberapa sumber serta pengalaman pribadi, inilah alasan kenapa orang left grup whatsapp.
1. Dikacangin, dicuekin, diphpin, apalagi?
Sakit tapi tidak berdarah. memang dalam grup whatsapp itu tidak semua orang kenal, kecuali adminya atau yang punya grup minimal kenal sama anggota grup.
Dalam hal ini, di PHP-in grup itu membuat kita malu sendiri bahkan suka tidak enak betul tidak? Dikacangin seperti apa? Contohnya di grup itu sedang rame-ramenya membahas, tiba-tiba kamu nyeletuk di grup atau bertanya lalu seketika di grup itu hening seperti angin sepoi-sepoi. Nah itu yang dinamakan dikacangin anggota.
2. Keluar alih fungsi
Alih-alih grupnya topik membahas tentang hewan misalkan malah membahas tentang film atau apa itu salah satu topikyang enggak nyambung.
Tapi sah-sah aja membahas topik lain kecuali ada perizinan dari admin.
3. Grupnya sudah tidak aktif
Nomor 3 alasan orang left grup. Jika grup sudah tidak aktif pasti memulai menghapusnya karena banyak ruang penyimpanan hp yang masih dipakai. setidaknya sudah pahit-pahit hapus digrup ya guys.
Banyak faktor grup tidak aktif karena kurangnya komunikas secara penuh, kurangnya mencintai komunitasnya sendiri terlalu sibuk dengan masalah pribadi dan lain-lain.
4. Ramai banget
Ramenya pasar kalah dengan namanya grup whatsapp. Apalagi keramain grup itu hanya membuat kita planga-plongo karena harus manjat dulu apa yang dibicarakan. Pada akhirnya left grup. Duh sayang sekali left grup karena sekarang whatsapp mengeluarkan . Sebenarnya cukup aneh dengan pertanyaan ini alasan left grup karena tidak membahas seperti itu.
5. Hpnya ngbelank, kuota habis
Hanya beberapa orang yang mengalami hal seperti ini. Hal itu juga pernah saya alami ketika whatsapp saya di isi sekitar 10 grup whatsapp dengan hp samsung yang ramnya 518 MB otomatis hp lagsung nghank karena semakin banyaknya pesan yang masuk di grup whatsapp.Mau tidak mau harus left grup dan lupa tidak pamitan ya sudah karena keburu hpnya ngehank. kalau kuota ada kali yah beberapa. tapi zaman sekarang kuota kritis itu seperti sayur tanpa garam.
6. Nama grup dan isi tidak nyambung
Kalau menurut saya tidak apa-apa agar tidak monoton yang dibahas enggak itu saja. yang penting berfaedah tidak apa-apa. Kecuali kalau membicarakan sara yang kurang mengenakan itu patut ditegur.
7. Pemalu
Dalam grup pasti ada sifat yang super aktif dan yang pemalu. Saking pemalunya dia hanya menyimak saja tidak pernah berkata apapun. Itu juga seperti yang dilakukan saya awal-awal masuk grup. Menganalogikan ketemu orang baru gitu masa mau rusuh duluan tidak lucu. harus jaim dulu.
Nah terkadang yang pemalunya sampai 4 bulan sejak bergabung di grup itu sangat keterlaluan banget kalau menurut saya. Setidaknya bisa beradaptasi sama-sama sudah dewasa. Karena penting banget berkomunikasi itu.
8.Baperan
Kebanyakan suka gak ngerem orang yang baperan. Pembahasan bukan memojokan dia tapi membahas yang lain tahu-tahu aja left. Pas di PC ngapain di grup sana mereka malah ngomongin aku kok. Duh itu bahaya karena jatuhnya so udzon . bersihkan hati oke.
9. Masalah dengan salah satu anggota grup
Dalam satu grup itu tidak mungkin semua mempunyai pemikiran yang sama pasti beda-beda gagasan dan saling mengklaim maha benar. Nah untuk masalah grup terkadang dari bercanda hingga serius jadi merembet akhirnya left.10. Silahkan tambahkan sendiri di komentar
Apakah kalian pernah mengalami hal ini? Apa yang kamu rasakan setelah left dari grup?
Untuk itu, mari kita ciutkan fenomena left grup, diantaranya.
- Tujuan masuk dan dibentuknya grup pikirkan matang-matang.
- Biasakan saling sapa hangat di grup agar kenyamanan di grup terjaga dan merasa dianggap.
- Mulialah menjadi anggota grup yang antusias dalam arti tidak baperan jika ingin dihargai orang lain, maka mulailah menghargai orang lain. Milikilah kepemilikannya dalam grup dalam arti bertanggung jawab sebagai anggota.
- Setidaknya munculah di grup berusaha mengenal beberapa anggota di grup, pahami gaya bicaranya atau gaya chatnya para anggota apa yang dibicarakan. Jika ada kata-kata yang kurang mengenakan bisa kita perbaiki dengan baik agar tidak salah paham.
- Berpikiran positiflah ketika berada di grup whatsapp. Jika grup sangat sepi bahkan tidak ada yang menyapa pastikan mungkin mereka sedang siibuk di dunia nyata. Yang suka aktif mungkin sedang banyak waktu luang.
Jika ingin keluar dari grup, keluarlah dengan etika dan adab. Karena grup itu layaknya rumah jika kita keluar tanpa izin apakah itu bisa disebut etika yang baik? tentu tidak, kecuali left sendiri karena hp ngeblank.
Selalu berusaha dan bertahan di grup yang berpositif yah jangan sampai menyesal keluar grup. soalnya kalau left grup, whatsapp menghadirkan fitur permission yang ketat. Jika ada yang left tapi ingin masuk lagi jangan harap karena susah masuk lagi. Jadi, jangan keluar grup lagi yah salam kompak
Sakit tapi ndak berdarah. Adanya WAG ini membuat potensi orang baper kian banyak ya, Mbak. Semua tergantung pribadi masing-masing dan bagaimana mengelola kebaperannya tersebut, begitu kan y
ReplyDeleteIya mbak kebaperannya harus di minimalisir. Dan Harus ingat yang punya perasaan itu bukan orang baperan aja orang yang nahan baper juga berperasaan heheh.
DeleteMemang kalo banyak WAG kadang bikin hp lemot dan hang hahaha. Selama ini kayaknya belum pernah left WAG, kecuali memang groupnya udah nggak aktif. Tapi kalo memang sudah nggak nyaman di suatu WAG, nggak ada salahnya sih left :)
ReplyDeleteIya mbak tergantung pribadi masing-masing ya.
DeleteKalau menurut saya, justru gabung WAG itu melatih mental, mental dikacangin, sebenarnya bukan dikacangin, mungkin aja orang sungkan ama kita atau mereka bingung mau jawab apa.
ReplyDeleteKalau saya ga pernah left grup, kecuali emang udah ga aktif.
Mau saya dikacangin kek, rame kek, saya tetep bertahan, biar ga lelet hapenya ya sering2 clear chat aja :D
Lumayan banget sih menurut saya ikutan WAG terlebih dengan profesi kita sebagai blogger, bisa branding dengan halus hahaha
Hahahah Iya mbak ngelatih mental juga ya.
DeleteKeluar krn yg boleh berkomentar hanya admin
ReplyDeleteDi pengaturan begitu ya.
Deletesaya keluar grup kalau invoice sudah cair *eh beda lagi ya hihihi. Kalau digrup dikacangin wah sering banget saya itu, tapi saya sih enggak diambil pusing :D kalau saya keluar dari grup biasanya kalau sudah merasa enggak nyaman dengan isinya (misal sudah mulai suka ngomongin orang) maless ah ikutan berghibah :D
ReplyDeleteBeda lagi lagi masalah invoice ya mbak hehe
Deleteaku left group kalo grupnya udah gak berfungsi aka gak aktif :D
ReplyDeleteUdah lama tidak ada kerusuhan ya mbak.
Deleteiya sih, aku semua alasan pernah muncul kayaknya makanya keluar dari grup whatsapp. bahkan ada yang aku keluar gara2 ada yang share gambar porno... langsung serta merta keluar grup karena waktu itu belum tahu tehnik biar semua foto dan video yang terkirim nggak kesimpen dihape kita
ReplyDeleteMembuat tidak nyaman ya mbak.
DeleteBeberapa minggu lalu di group kuliah terjadi salah paham yang mana temen2 pada left, saya fikir left dari group sebelum selesaikan masalah itu malah ga baik apalagi ybs sampe menggunakan bahasa kasar. Jujur kejadian itu membuatku berfikir ya ampun sudah menajdi ortu dan usia dewasa ternyata memilih problem solving dengan cara yang ga elegan. Agak kesal juga sih mba waktu itu terjadi
ReplyDeleteIya mbak kadang bikin deg-degan juga Kalau ada kejadian seperti itu di grup kuliah.
DeleteSaya left dari grup biasanya karena grupnya udah mau dibubarkan dan peserta disuruh me-left-kan diri atau invoice udah cair (grup kerjaan) :)
ReplyDeleteHeheh iya mbak itu wajib left.
DeleteOh iyaa, pernah satu kali saya keluar dari grup, alasannya karena anggota di grup tersebut banyak banget dan gak ada satupun yang kukenal trus grupnya aktif banget, jadi dari pada gak pernah kubaca obrolan di dalam mending left aja deh :D
ReplyDeleteCari aman aja ya mbak wkwk.
DeleteLeft grup kalau jobnya udah selesai hahaaah. Aku biasanya pamit left kalau member berkelompok & terlalu berisik sndiri, bikin yg lain gak mudeng, atau becandanya kelewat saru, udah babhaaay aja deh :))
ReplyDeleteMelipir pada akhirnya ya mbak.
DeleteAku lebih ke no.5 mba kalo no 4 lihat dulu kalo ramenya bermanfaat is ok...
ReplyDeleteSepemikiran mbak.
DeleteAku tuh kalo di group jarang banget nyahut, paling cuma baca2 doang hahaha.
ReplyDeleteBiasanya kalo ada drama berantem2 paling cuma sekadar nonton doang dan ngata2in dalem hati aja hahahaha
Cari aman ya mbak.
DeleteAku klo udah bahas politik dan saling menjelekkan langsung deh left. Males hahahaha
ReplyDeleteMalas kalau sudah bahas itu ya mbak.
DeleteKlo sy alasannya hp nghang kebanyakan grup hahahah
ReplyDeleteApalagi kalau udah ratusan grupnya ya mbak.
DeleteGroup yang ngomongin politik melulu bikin saya gerah sekarang. Ada 2 jenis group yang begini. Pertama yang isinya berantem melulu antara 2 kubu. Group kedua yang isinya kompakan mendukung salah satu paslon. Tetapi, setiap hari yang diomongin keburukan lawan.
ReplyDeleteSaya berada di group-group tersebut karena awal WAG itu dibuat kan bukan tentang politik. Kalau udah terlalu berlebihan, mending saya left aja
Bikin gerah ya mbak lebih baik left grup aja.
DeleteKalo saya left grup karena udah gak nyaman dengan suasananya. Misalnya, ada yang baperan wkwk... yowis daripada berantem terus, mending left.
ReplyDeleteTipe baperan kadang jadi pemicunya.
DeleteHihihih, saya malah keluar dari group keluarga sendiri Mbak.
ReplyDeleteGegaranya sering digangguin ama Kakak, jadi sebeeell, baper daah. Eehh malah Ipar juga belakangan keluar dari group juga, hihihih.
Tapi alasan orang keluar group emang adalah tentang kenyamanan siih, klo kata saya, hehehh.
Intinya buat bahagia diri sendiri ya mbak.
DeleteAku jadi senyum-senyum sendiri pas baca ulasan tentang mengapa orang left wag. Soalnya baru aja salaj seorang wali murid di grup sekolah anakku left karena baper, hihi
ReplyDeleteBaper ada mayoritas ya Bu.
DeleteAku left dari grup kalo udah kebanyakan jadi member di WAG. Terlalu banyak yang narik aku jadi enggotanya. Kecuali grup job blogger ya, bgitu selesai kerjaannya pasti left juga kan
ReplyDeleteHahah iya grup job wajib left ya mbak.
DeleteIya sih banyak yang keluar dari group karena kepencet karena tiba tiba salah pencet dan ngeblank kepenuhan isi memorinya.
ReplyDeleteIya mpo wa kalau udah error otomatis left kan ya.
DeleteAku left grup klo Hpnya berat sementara chat membludak and maaf isinya kurang bermanfaat he he. Klo cuma ledek2an soal mantan saya malas bacanya wlo bukan saya yang diledek.
ReplyDeleteHihi iya kalau isinya tidak bermanfaat malas nimbrung ya mbak.
Deletekalau saya ... karena job sudah kelar ya keluar aja. Udah ga kehitung berapa puluh grup whatsapp di hp. Banyaaak...
ReplyDeleteHahah otomatis keluar ya mbak.
DeleteHahahaha, aku nih sering left WAG. Kebanyakan sih karena ribut dengan topik random yang geje. Terus juga dicemplungin ke grup yang gak kenal. Dan lalu grup yg banyak perang politik. Mending juga left deh. Menikmati hidup. :D
ReplyDeleteDaripada pusing memikirkan keributan orang lain ya mbak hihi.
DeleteHahaha bisa dibilang semua alasan diatas itu mewakili ku banget tapi saya sendiri keluar wag itu biasanya klo job udah selesai yowes lah keluar.
ReplyDeleteSalam satu hati mbak heheh.
DeleteAku jarang left grup.sih kalau engga bener2 perlu, kalau terlalu ramai dan banyak yg ga penting akhirnya izin juga left hehe...
ReplyDeleteAkhirnya left juga ya mbak hihi.
DeleteSo true indeed... Whatsapp group can be very useful yet super annoying LOL. Just make sure you don’t get addicted to it
ReplyDeleteTotally agree mom.
DeleteKalo aku pernah left grup karena obrolannya gak asik, ngotot meluluu hahaha jadi ikutan sumpek kan yang bacaa. Kalau terlalu sepi juga aku left grup atau kalo ngerasa grupnya gak lagi penting hueheheh
ReplyDeleteIkuti langkah yang aman ya mbak.
DeleteHaha, aku karena jarang keluar grup akhirnya memori HP cepat penuh. Kalau aku biasanya clear chat aja sih. Jarang left grup kalau gak begitu mengganggu.
ReplyDeleteIya sih terpenting pakai mute grupnya
DeleteAku pilih clear chat aja kalo bikin lemot, tapi kalo obrolannya gak enak dan gak pantes disimak, aku gak sungkan buat left group. Pengalaman pernah left grup alumni SMP soalnya :D
ReplyDeleteHai Mba Ade, salam kenal ya..
Rata-rata grup SMP gak asik hahah. Salam kenal juga Mbak.
DeleteBerisik dn suka ga kenal waktu... Bicara diluar topik yg nyerempet"politik.kadang banyak yg belagu... Apa synya yg baperan? Yg jelas berisik bgt...diliat malez ga diliat dikira sombong 😯😯
ReplyDeleteHarus di atur ya untuk chatnya ha-ha-ha.
DeleteIh semua poinnya bener banget
ReplyDeleteKadang aku left group karena group nya udah gak aktif
Kadang juga karena groupnya terlalu ramai
Tetapi lebih sering aku left group karena aku baperan hehehe
Kadang baper itu ada baiknya buat kesehatan mental diri sendiri. Salah satu sinyal hihi.
DeleteKarna sudah nggak penting. Kalo tujuannya nyari hiburan trus dicuekin ya mending keluar lah. Mau banget memendam perasaan sakit
ReplyDeleteSabar kak heheh.
DeleteAku terpaksa keluar grup RT krn kupikir grup ini universal utk semua kalangan, ternyata lama kelamaan baru sadar postingannya hanya utk 1 kelompok tertentu aja dan menjurus SARA.
ReplyDeleteJadi left saja deh..hehehe.
Aku juga baru kejadian left dari grup alumni SMP tapi itu pun pamit dgn kata2 menohok "Maaf saya keluar dari grup karena sudah malas dgn grup ini yg sudah tdk sehat lagi" 😂 saya terbilang jarang aktif di grup tersebut paling baca dan hapus, tapi ga tau kenapa saya agak terpancing oleh postingan teman yg menjurus ke rasis, dan bukan saya saja yg komplain ada salah satu teman juga menegur, tapi si biang kerok ini semakin besar kepala ketika ada salah satu teman yg ikutan membenarkan postinganya dan memojokan saya dan teman saya, meskipun muncul lagi teman ikut yg membela dia juga kena, dari situ saya merasa sudah cukup lebih baik saya left krn percuma menghadapi org yg merasa pintar dan benar.. Yg makin saya emosinya bukan baper ya 😂 para admin ga ada satupun menengahi atau menegur si biang kerok 😡 .. Saya left dan hari ini saya baca status WA mereka menyindir saya.. Tapi bodo amat saya sudah tdk dekat lagi sama mereka krn sudah tinggal di kota lain ga rugi krn saya lebih menikmati kehidupan saya sekarang ini bersama teman teman yg ada di lingkungan saya sekarang 😁
DeleteAku left group komplek krn sdh ga nyaman with some of the person yg maunya pertemuan Warga terus n ngatur semua...jd ada group juga percuma krn only them had the decision without ask suggestion....pilih left aja biar waras...
ReplyDelete