Wahai Ibu Jadilah Ibu yang Paling Berbahagia dan Penuh Syukur
Konten [Tampil]
Jadilah Ibu yang Paling Berbahagia dan Penuh Syukur - Pernahkah kita merenungi sejenak? Dengan pikiran yang jernih dan intropeksi bahwa diri ini siapa dan fitrahnya itu siapa.
Terkadang kita selalu lalai dalam mengingat hal ini. Jika mengingat fitrahnya,kita ini siapa mau jenis apa pun kalau kembali pada fitrahnya, maka tak hentinya kita akan selalu penuh syukur dan bahagia.
Bahagia itu seperti apa sih? Apakah dengan banyak uang dan foya-foya membuat hati bahagia? Apakah dengan gonta-ganti mobil dengan bangganya di jajarkan mentereng membuat bahagia? Ataukah jalan-jalan bersama teman dengan cekikan kesana-kemari itu membuat bahagia? Ternyata kebahagiaan bukan tergantung materi tapi diri sendirilah yang menciptakan.
Ketika Manusia mengenal Fitrahnya
Kita terlena dalam label bahagia. Ternyata justru selama ini belum bahagia. Bahagia karena belum mengenal diri sendiri dan fitrahnya.
Manusia akan bahagia kalau dia hidup sesuai dengan fitrahnya. Fitrah kita sebagai 'abid hamba yaitu selalu mengabdi kepada yang menciptakan kita tidak lain Allah Subhanhu wata'ala. Ya, kita adalah hamba Allah.
Baca juga: Tips Aman Memilih Deodoran Untuk Ibu Hamil
Allah Ta'ala berfirman dalam QS Ar-rad:28:
الَّذِينَ ءَامَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
allaziina aamanuu wa tathma-innu quluubuhum bizikrillaah, alaa bizikrillaahi tathma-innul-quluub
"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram."(QS. Ar-Ra'd 13: Ayat 28)
Dalam QS Ar-Ra'd sudah nampak jelas bahwa orang yang beriman senantiasa bahagia dan akan merasakan ketenangan hanya dengan mengingat Allah Ta'ala.
Orang-orang yang beriman harus betul-betul mengelola hatinya. Lelaki memiliki fitrah sebagai Ayah. Perempuan juga pun sama mempunyai fitrah sebagai ibu. Selain itu, fitrah kebutuhan memiliki anak. Yang bahagia itu ketika bertemu dengan fitrahnya.
Setiap zaman ada tantangannya, ada orang yang memperjuangkannya. Setiap orang pasti ada cobaannya. Semoga setiap nafas kita selalu menjadi penyambung penegakan islam yang dibawa Rasululullah Shalallahu 'alaihi wasalam..
Ada orang nikah lalu cerai, ada orang yang populer tapi malah bunuh diri. Bahkan kepopulerannya pun bukan membuat dia bahagia tapi justru menjadi petaka. Kadang kita selalu melihat kebahagiaan di ukur dengan standar materi. Justru hal itu menjadi boomerang. Ingat-ingat semuanya milik Allah.
Kembali lagi pada masalah fitrah, laki-laki dan perempuan punya fitrah diantaranya ingin bersatu dalam ikatan yang halal. Yang sudah termaktub dalam QS Ar-Rum: 21. Suatu ayat yang menghiasai undangan pernikahan.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَمِنْ ءَايٰتِهِۦٓ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِّنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوٰجًا لِّتَسْكُنُوٓا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِى ذٰلِكَ لَءَايٰتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
wa min aayaatihiii an kholaqo lakum min angfusikum azwaajal litaskunuuu ilaihaa wa ja'ala bainakum mawaddataw wa rohmah, inna fii zaalika la-aayaatil liqoumiy yatafakkaruun
"Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang.
Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir." (QS. Ar-Rum 30: Ayat 21
Dalam QS Ar-Rum ada kata sakinah artinya apa? Ketenangan ya. Sakinah disini bukan ketenangan dalam masing-masing tapi ada kecenderungan sehingga membuat ketenangan tersendiri.
Pernah mendengar kajian Buya Syakur di YouTube bahwa hanya dalam pernikahanlah ada Sakinah mawadah dan rahmah. Kalau ketenangan selain pernikahan beda lagi istilahnya. Masya Allah sekali ya.
Fitrah mempunyai anak bukan hanya manusia biasa saja tapi para nabi juga. Contohnya Nabi Ibrahim AS terkenal dengan doanya Rabbi habli minashoolihiin.
Selain itu, doa nabi Dzakariya juga. Sudah lama belum diberikan keturunan oleh Allah. Doanya yang selalu kita panjatkan setiap sholat.
Saat sepasang suami istri diberikan titipan dan rezeki yaitu seorang buah hati yang sangat lucu, ingatlah di satu sisi kita tidak boleh melupakan seorang mahluk yang mempunyai legalitas SIM Surat Izin Menggoda tidak lain setan dan antek-anteknya, akan senantiasa memberikan godaan-godaan yang dahsyat setelah menikah.
Karena mahluk yang satu ini sudah sombong, terhina ditangguhkan lagi waktunya malah membangkang selalu mempunyai banyak cara agar suami istri bercerai dan selalu cekcok dalam rumahtangga.
Was-was setan masuk selalu ada bisikan "Nih gara-gara punya anak gak bisa main, gak bisa jalan-jalan, gak bisa keren lagi kayak dulu." Kalau ada bisikan-bisikan yang membuat hati merana atau kesal coba ingat-ingat lagi fitrah seorang ibu seorang perempuan. Harus ingat ya.
Fitrahnya perempuan mengandung, melahirkan dan menyusui. Tanpa perlu dijelaskan pun ketiga fitrah perempuan itu sudah otomatis insting ya.
Dalam hadits shahih bahwasannya Rasulullah shalallahu 'alaihi wasalam bersabda pernah seseorang datang kepada Rasulullah Shalalalahu 'alaihi wasalam, menanyakan kepada siapa ia harus bakti. Rasulullah mengatakan Ibu lalu siapa lagi, Rasulullah mengatakannya ibu kedua kalinya. Lalu siapa lagi tanya seseorang itu ibumu lalu ayahmu.
Masya Allah Rasulullah shalallahu'alaihi wasalam menyebut ibu 3 kali dan ayah 1 kali. Apa artinya? Derajat ibu 3 tingkat dibanding Ayah. Beruntungnya seorang perempuan ketika ia telah tahu fitrahnya. Syaratnya harus beriman kepada Allah ta'ala.
Maka dari itu amalan yang tidak ada replikanya mengandung, melahirkan dan menyusui adalah suatu fitrah yang patut di syukuri seorang perempuan.
Jangan pernah menyepelekan orang yang hamil. Bahwa orang yang hamil saat melahirkan lalu wafat, syahid di hadapan Allah ta'ala.
Segala aktivitas yang diniatkan ibadah pasti akan mendapatkan balasan dari Allah. Orang beriman jika tertusuk duri saja Allah gugurkan dosanya. Apakah hamil tidak ada pahalanya?
Setelah melewati fase 3 fitrah itu seorang ibu mengajarkan anak-anaknya. Jangankan setelah melahirkan seorang ibu saat dalam kandungan saja sudah mengajarkan. Mengenalkan huruf-huruf hijaiyah, baca AlQuran dan lain sebagainya.
Ketika ibunya ngaji anak-anak mendengarkan ayat-ayat AlQuran. Maka shodaqoh jariyah ibu kepada anak. Hal-hal yang dianggap sepele ini secara tidak sadar malah menjadi amalan-amalan yang luar biasa jika dilakukan dengan niat karenaNya secara ikhlas.
Yakinlah wahai ibu dan calon ibu, kalian adalah hebat. Idealnya ibu itu harus menerima peran. Sebagaimana yang tertulis dalam QS. Al-Baqarah:233
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَالْوٰلِدٰتُ يُرْضِعْنَ أَوْلٰدَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْنِ ۖ لِمَنْ أَرَادَ أَنْ يُتِمَّ الرَّضَاعَةَ ۚ وَعَلَى الْمَوْلُودِ لَهُۥ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ ۚ لَا تُكَلَّفُ نَفْسٌ إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَا تُضَآرَّ وٰلِدَةٌ ۢبِوَلَدِهَا وَلَا مَوْلُودٌ لَّهُۥ بِوَلَدِهِۦ ۚ وَعَلَى الْوَارِثِ مِثْلُ ذٰلِكَ ۗ فَإِنْ أَرَادَا فِصَالًا عَنْ تَرَاضٍ مِّنْهُمَا وَتَشَاوُرٍ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِمَا ۗ وَإِنْ أَرَدتُّمْ أَنْ تَسْتَرْضِعُوٓا أَوْلٰدَكُمْ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ إِذَا سَلَّمْتُمْ مَّآ ءَاتَيْتُمْ بِالْمَعْرُوفِ ۗ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوٓا أَنَّ اللَّهَ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
wal-waalidaatu yurdhi'na aulaadahunna haulaini kaamilaini liman arooda ay yutimmar-rodhoo'ah, wa 'alal-mauluudi lahuu rizquhunna wa kiswatuhunna bil-ma'ruuf, laa tukallafu nafsun illaa wus'ahaa, laa tudhooorro waalidatum biwaladihaa wa laa mauluudul lahuu biwaladihii wa 'alal-waarisi mislu zaalik, fa in aroodaa fishoolan 'ang taroodhim min-humaa wa tasyaawuring fa laa junaaha 'alaihimaa, wa in arottum ang tastardhi'uuu aulaadakum fa laa junaaha 'alaikum izaa sallamtum maaa aataitum bil-ma'ruuf, wattaqulloha wa'lamuuu annalloha bimaa ta'maluuna bashiir
"Dan ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi yang ingin menyusui secara sempurna. Dan kewajiban ayah menanggung nafkah dan pakaian mereka dengan cara yang patut.
Seseorang tidak dibebani lebih dari kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita karena anaknya dan jangan pula seorang ayah (menderita) karena anaknya. Ahli waris pun (berkewajiban) seperti itu pula.
Apabila keduanya ingin menyapih dengan persetujuan dan permusyawaratan antara keduanya, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin menyusukan anakmu kepada orang lain, maka tidak ada dosa bagimu memberikan pembayaran dengan cara yang patut.
Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 233)
Setelah merenungi, merasa peran ibu adalah peran yang sangat di idolakan. Dalam peranmu, engkau akan melahirkan generasi yang selalu mengutamakan agama dan ahlak. Jadilah ibu bahagia dan selalu penuh syukur.
***
Alhamdulilah beruntung banget mengikuti kajian yang super masya allah ilmunya. Tidak asing lagi dengan pematerinya karena pernah beberapa mengisi webinar yaitu Teh Karin.
Acaranya dari Khadijah Foundation mengusung Tema The Momphosis "The SuperMom Muslimah". Ada 4 Narasumber salahnya Teh Karin. Acaranya via Zoom.
Banyak ilmu yang dibagi oleh Teh Karin. Khususnya seorang perempuan bisa menggapai bahagia dan penuh syukur saat ia memerankan peran dengan totalitas dan bersandar kepada Allah azza wa jalla.
0 Response to "Wahai Ibu Jadilah Ibu yang Paling Berbahagia dan Penuh Syukur"
Post a Comment