Renungan Pranikah Will You Marry Me Oleh Ustaz Yosi Al Muzanni
Konten [Tampil]
Renungan Pranikah "Will You Marry Me" Oleh Ustaz Yosi Al Muzanni - Masya Allah sekali ya, baru kali ini saya mengikuti kajian yang dikira semua materinya sama seperti yang lain. Saya menangkapnya sangat berbeda dan sangat terketuk hati. Bagaimana benar-benar mempersiapkan nikah.
Webinar ini diselenggarakan oleh Teras PPA (Para Pencari Allah). Penyampaiannya juga sangat bagus dari segi materinya banyaj nangisnya kalau yang saya rasakan. Soalnya kan renungan juga ya.
Menurut ustaz Yosi, terkadang orang itu sering gundah dalam bagaimana penjemputan.
Padahal sudah jelas, bahwa Allah sudah menetapkan urusan jodoh. Setiap orang pun ada ujiannya masing-masing.
Seputar kegundahan tubulensi dan harapan seseorang akan pernikahan. Cuma kelemahan kita yang tidak bisa tanyakan apa yang Allah inginkan.
Ikhlaskan atau Halalkan
Saat ke materi inti, semua peserta di tanya apakah pernah patah hati? Di kolom chat aplikasi Zoom serempak bilang pernah. Ustaz melempar kembali pertanyaan. Pernah ditikung?
Jawaban ini paling riuh dijawabnya. Dan pertanyaan yang paling nyelekit pernah dikhianati? Paling ramai banget. Pernah ustaz. Salah satu peserta zoom menegaskan.
Ada banyak kisah-kisah yang membuat hati terenyuh dan bersyukur. Untuk terus memperbaiki dalam niat menikah.
Jawaban peserta saat ditanya 3 pertanyaan ada yang pernah mengalami 2 bahkan semuanya pernah.
Salah satunya yang patah hati karena gagal membangun mahligai rumah tangga. Peserta yang satu ini seorang wanita mengaku trauma bahwa dia sakit hati lahir dan batin karena diceraikan suaminya. Berulang kali suaminya terus bilang kata cerai. Akhirnya dia takut untuk melangkah ke pelaminan lagi.
Ada lagi dari pihak laki-laki. Dia mengalami semua. Patah hati, di tikung hingga di khianati. Dia bertutur pernah ditinggal nikah, namun dia ikhlas meskipun diperlakukan seperti itu.
Kalau yang ini beda lagi. Dia malah bersyukur. Kenapa? Karena calonnya bermain belakang setelah hari akad nikah akan tiba. Dengan kejadian itu dia tahu siapa sosok sebenarnya.
Kisah-kisah lain ada yang diceraikan setelah hamil, ada yang cerai mati, dan kisah-kisah yang membuat saya mengambil pelajaran untuk kedepannya.
Setelah di sodorkan ketiga pertanyaan, saya pun jadi merasa ooh sampai segitunya yaa diluar sana menghadapi problematika dalam menikah.
Ustaz bertutur bahwa siapapun yang membatalkan orang melamar/lamaran berarti orangnya munafik.
Dengan semua kisah-kisah yang pilu dan menyisakan luka batin yang menganga, kenapa masih ingin menikah? Pertanyaan besar dari Ustaz.
Alasan ingin menikah adalah separuh agama. Saya akan jadikan pernikahan itu sarana lebih menghamba kepada-Mu.
Will You Marry Me?
Seseorang itu pengin punya kapasitas (cocok sama dia). Yang dapat memperkuat untuk lebih menghamba kepada Allah. Bukan hanya teman tapi partner.
Alasan lain menikah adalah lebih menjaga ketaatan. Punya kapasitas kepada seseorang, tidak menjemput dengan iman tanpa didampingi Allah pasti sakit. Pasti sakit.
Ya Allah mengemban separuh agama. Anugerahkan seseorang yang benar-benar selalu kamu sandingkan dan benar-benar ngajak nikah dengan jalan ridho-Nya.
Jika kamu ingin menikah maka perhatikan poin-poin berikut:
1. Muhasabah Diri
Muhasabah diri kenapa yang masih lelah di titik ini. Wajar namanya manusia. Tapi kenapa bukan hanya kegagalan tapi ketidakberhasilan. Allah pengin pertambahan iman.
Bagaimana cara muhasabah diri? Senantiasa untuk minta ampunan Allah dan agar selau diberikan hidayah. MotiVsi.
Apa sih sebenarnya yang membuat gagal . Kita selalu fokus kepada perkataan seperti ini. Kurang apa sih saya. Langsung deh evaluasi dan ucapkan istighfar.
2. Berbuat baik terus
Pengin punya kapasitas? Buang jauh dan hancurkan ambisi, ekspetasi. Teruslah berbuat baik.
3. Cinta dalam doa
Ungkapkan rasa cinta dalam taat. Memberanikan diri untuk mengungkapkan rasa.
Teruslah berprasangka baik dan berpikir positif. Pastukan orangnya benar-benar sholeh/sholehah. Berhasil dan gagal kembalikan hasilnya pada Allah. Respon-respon ketakwaan. Bukan hanya cinta dalam doa, tapi harus menawarkan diri.
Ingat, dalam pernikahan ada nasib separuh agamamu. Fokus kepada penjemputan bukan kepada siapa yang dijemput. Apapun status kita, mulia di hadapan Allah Ta'ala.
Nikah itu keputusan. Orang yang persiapannya bagus tidak maju mundur cantik hehehe.
Perbaiki ibadah, perbaiki hubungan dengan orang tua.
terima kasihh atas ilmunyaa kakk😍😍
ReplyDeleteSama-sama Kak ^_^
Delete