Cara Melepas Kemelekatan Semua Adalah Titipan
Konten [Tampil]
Cara Melepas Kemelekatan Semua Adalah Titipan - Tugas utama manusia di dunia ini hanya 2 mengabdi dan menjadi khalifah (pemimpin) di bumi.
Kita sering terlena dengan segala perhiasan dunia.
Dalam Al Qur'an sudah disinggung bahwa akan dijadikan indah bila melihatnya seperti anak, kuda (kendaraan) dan harta.
Padahal semuanya adalah titipan. Kita lupa bahwa langit dan bumi adalah milik Allah.
Kita hanya diberikan hak guna bukan hak memiliki. Maka dari itu, apa yang salah?
Bagaimana caranya untuk melepaskan kemelekatan?
Dalam sesi ini, sudah tidak asing dengan narasumber satu ini. Selain menjadi seorang trainer, beliau juga penulis buku motivasi yang ajaib-ajaib kata motivasinya. Tidak lain adalah Jamil Azzaini lebih akrab di sapa Babeh Jamil.
Apakah kamu pernah merasakan hidup tidak tenang? Merasa menderita? Riuh peserta menjawab pernah.
Kenapa yah bisa begitu?
Saat ibadah ingat hutang, ingat kompor belum dimatiin, ingat gajihan belum diambil dan masalah-masalah lainnya. Kenapa ya kok bisa begitu apa penyebabnya?
Setelah di tilik, ternyata akar ketidaktenangan dan penderitaan adalah kemelekatan.
Kalau kita memiliki sesuatu penginnya nempel terus. Punya suami misalnya cinta banget melekat banget. Ingat bahwa cinta yang berlebihan adalah kemelekatan yang melahirkan ketidaknyamanan.
Kemelekatan adalah merasa memiliki yang berlebihan maka sesuatu yang melekat jika dilepaskan akan menyakitkan. Sakit yang luar biasa.
Leonardo Davinci berkata bahwa seseorang paling punya banyak, biasanya juga punya rasa takut kehilangan yang besar.
Kalau dianalogikan kemelekatan, tisu dan selotip lebih sakit mana kalau ditempelkan di kulit? Jawabannya tentu selotiplah yang paling sakit.
Karena bukan hanya membekas tetapi sakitnya itu bikin bibir ikut meringis kesakitan mata pun ikut menutup kelopak mata saking sakitnya.
Bagaimana caranya agar kemelekatan itu tidak menyakitkan?
Jangan pernah merasa memiliki.
Ubah mindset melepas kemelekatan diri
Coba terapkan dan sugesti dari rasa memiliki diubah menjadi hanya titipan.
Titipan itu apa? Kalau dianalogikan biasanya belanja ke aprilmart atau betamart ada tukang parkir ya. Apa tukang parkir langsung mengakui bahwa kendaraan itu miliknya? Tentu tidak.
Dia sadar bahwa semuanya titipan.
Begitu juga dengan kita Allah menitipkan kepada kita bukan jadi hak milik sepenuhnya. Jadi ingat kisah saat anaknya meninggal dunia, lalu sang istri tidak memberitahukan kepada suaminya anaknya meninggal.
Saat pulang suaminya, istrinya itu melayani sepenuh hati kebutuhan suaminya dari lahir dan batin. Hak suaminya dia penuhi. Lalu istrinya bertanya. Suamiku jika ada titipan kepada kita apakah kita harus mengembalikannya atau tidak?
Suaminya bilang jelas harus dikembalikan. Begitu pula dengan anak kita. Suaminya pun marah dan lantas mengadukan ceritanya kepada rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam. Rasulullah langsung mendoakan suami istri semoga Allah berkahi kalian dan diberikan anak sholeh.
Dan pada akhirnya istrinya mengandung dan digantikan dengan putra sholeh tentunya.
Bagaimana seharusnya sikap kita terhadap titipan?
Ingat hanya sementara. Titipan bisa hilang.
Tidak boleh sombong
Penggunaan sesuai amanah yang di titip (Allah)
Menjaga dan merawatnya.
Sadar semuanya hanya sementara. Semuanya milik Allah Ta'ala Langit dan bumi. Kenapa orang yang bersyukur di tambah keberkahannya?
Balik lagi sikap kita terhadap titipan. Yang termaktub dalam QS Al Baqarah:284
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
"Milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Jika kamu nyatakan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu sembunyikan, niscaya Allah memperhitungkannya (tentang perbuatan itu) bagimu. Dia mengampuni siapa yang Dia kehendaki dan mengazab siapa yang Dia kehendaki. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 284)
Apa saja titipan Allah kepada Manusia?
1. Hidup
Sejalan dengan perintah dan larangan. Sikapnya harus bagaimana? Jangan mencintai berlebihan.
Bagaimana caranya merawat titipan? Dengan cara membiasakan diri untuk selalu ridho.
1. menebar cinta yaitu Optimalkan usaha hasilnya serahkan kepada Allah yang menentukan. Selalu tebarkan cinta sesama muslim
2. meningkatkan syukur. Contoh nikmatnya menghirup oksigen. Mungkin sebelumnya kita anggap sepela. Saat covid-19 oksigen sangat amat penting. Coba bayangkan jika oksigen setiap hari di kalkulasi dengan uang. Misalnya 1 nafas oksigen 15 juta berapa banyak nikmat Allah yang sudah Allah berikan gratis kepada kita manusia.
Apakah pernah berpikir untuk mensyukurinya? Kenapa tidak mau bersyukur? Ketika kita banyak bersyukur, Allah selalu tambah keberkahannya. Allah dulu Allah lagi Allah terus . Selalu ucapkan terima kasih. Bersyukur. Kadang kita sok tahu, padahal Allah Mahatahu. Kitanya gak bersyukur.
2. Waktu
Allah titipkan kepada manusia dalam bentuk waktu. Waktu 24 jam di dunia. Waktu sangatlah berharga. Berapa banyak buku yang membahas perihal produktifitas. Itu tandanya waktu sangatlah berharga.
Jangan pernah menyesali masa lalu. Jangan khawatirkan masa depan. Terima saja hari ini maksimalkan. Terima kondisi saat ini.
Bagaimana cara merawat waktu
Cukup dan saat ini, maafkanlah orang yang menyakitimu dan maafkanlah dirimu sendiri. Jangan buang-buang waktu untuk hal yang tidak berguna.
Sibukkan diri dengan yang mendatangkan rahmat Allah Ta'ala. Yakin bahwa Allah selalu memberi yang terbaik. Ingat, semua peristiwa atau kejadian yang telah kamu lalui sudah kehendak Allah Ta'ala.
Allah takkan pernah mendzalimi hambanya, tetapi manusia nyalah yang selalu mendzalimi diri sendiri.
3. Harta
Titipan Allah yang ketiga adalah harta. Sikap kita terhadap harta jangan digenggam terlalu kuat (pelit) jangan mengambil alih tugas Allah Ta'ala.
Untuk merawatnya yaitu menginvestasikan dalam rangka menyerap tenaga kerja dan membangun kekuatan umat. Serta selalu ikhlas menyedekahkannya untuk melipatgandakan keberkahan dari Allah.
Ingat niat lillahi ta'ala. Harta yang di distribusikan bukan disimpan.
Harta yang menyelamatkan bukan yang disimpan tetapi yang di manfaatkan yang di distrubusikan secara ikhlas.
4. Ilmu
Ilmu adalah titipan. Sikap kita terhadap kita terhadap ilmu adalah jangan merendahkan orang lain, jangan menuhankan ilmu. Semua atas izin Allah Ta'ala.
Bagaimana cara merawat ilmu? Teruslah belajar untuk diajarkan bukan hanya untuk memuaskan "ego" intelektual. Punyai prinspi ilmu yaitu belajar, amalkan, san ajarkan. Emang menariknya apa?
Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda bahwa Sesungguhnya Allah dan para malaikat serta semua mahluk di langit dan di bumi sampai semut dalam lubangnya dan ikan (di lautan) benar-benar bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan (ilmu agama) kepada manusia (HR. Tirmidzi).
"Aku gak bisa berbagi ilmu, aku baru bisa ini dan itu." Misalnya meskipun bisa mengajarkan hanya huruf hijaiyah, itu salah satu ilmu juga.
Sudah mengenalkan huruf hijaiyah. Kedepannya siapa tahu orang yang belum bisa baca huruf hijriyah jadi Mubaligh atau Qira'ah. Wallahu'alam.
Berbagi ilmu sekarang bisa melalui media sosial. Misalnya dijadikan status di Whatsapp Story, instagram, twitter dan lainnya.
Berbagi di media sosial bukan pengin di puji orang lain tapi ingin mendapatkan keridhoan Allah. Berbagilah ilmu.
Jangan disimpan dan jangan baik sendirian hehe.
5. Keluarga
Harta yang paling berharga adalah keluarga. Keluarga tidak ternilai keberadaannya. Tapi, keluarga juga salah satu yang Allah titipkan. Bagaimana sikap kita terhadap keluarga? Contoh bagi yang sudah punya anak jangan menyerahkan total pendidikan keluarga kepada orang lain.
Kalau bahasa sekarang jangan di mutasi atau out seourching heheh.
Cara merawatnya yaitu tugas utama mendidik, menumbuhkan, serta mendoakan hingga menjadi teladan. Terus kalau tidak baik?
Biarkan Allah yang menentukan. Allah yang membolak-balik hati orang. Ada yang seperti Fir'aun, istrinya Sholehah yaitu Asiyah. Ada yang keluarganya seperti Nabi Ibrahim sholeh dan sholehah semuanya. Masya Allah.
Kalau aku menyikapi titipan ini terutama pada anak dengan menyadari bahwa dia nantinya akan hidup sendiri dan berjuang mengarungi kehidupan. Aku tidak ingin jadi orangtua yang menghalangi anak untuk berkembang dan pergi mencari jati diri kemanapun dia mau.
ReplyDeleteWalaupun anak kita emang dari kecil dengan kita, aku ingat bahwa dia hanya titipan tuhan untuk kita sampai dia mampu berdiri di atas kakinya sendiri, ketika nantinya dia sudah ingin pergi dan berlayar sendiri, maka berarti kita harus mendukungnya, bukan menahannya di rumah
MasyaAllah tabarakallah. Senang bisa mampir ke mari.
ReplyDeleteYa. Bahkan waktu adalah titipan yang pemanfaatannya perlu dipertanggungjawabkan di masa kelak nanti ya.
Berkunjung ke mari seperti bertemu dengan teman dekat. Seolah sedang duduk bersantai di teras sore hari, sambil minum teh hangat, dan bertukar cerita.
Senang sekali sudah dijamu dengan pesan-pesan hangat begini. Terima kasih Kak.
Masya Allah. Sangat senang dan bahagia berkunjung dan membaca tulisan ini. Diingatkan ulang tentang titipan, rasanya jleb, karena ada kalanya kemelakatan itu menyelimuti jiwa. Perlu berulang mendapat pengingat, karena hidup ini ada di tangan Sang Pembolak Balik hati. Terima kasih banyak sudah berbagi kebaikan lewat artikel yang harus sering-sering direnungkan kembali ini :)
ReplyDeleteMemang semua yang kita miliki adalah titipan yang sewaktu-waktu bisa diambil oleh yang menitipkannya yaa, Mba. Duh, saya masih suka mengklaim banyak hal adalah kepunyaan saya nih, akibatnya terasa sakit banget saat kehilangan
ReplyDeleteKalau dipikir-pikir benar juga ya. Kita tu sering kali terlena dengan kepemilikan semu. Padahal ya memang benar. Bahwa apa yang kita miliki dan seolah nggak bisa kita lepaskan itu, sejatinya bukanlah milik kita. Bisa kapan saja diambil pemiliknya.
ReplyDeleteDuh, kudu terus menyadari nih aku. Self reminder banget ini tulisan, kak.
Barakallahu fiik, kak Ade.
ReplyDeleteSemoga hingga saatnya tiba, kita bisa senantiasa menjaga amanah yang dititpkan Allah kepada masing-masing pribadi dan mempertanggungjawabkannya di hadapanNya kelak.
Wallahu..memang sulit menyadari bahwa kita hanya hak guna, bukan hak memiliki. Tapi kembali lagi, Allah menitipkan amanah yang besar dan semoga ketika kehendakNya hadir, kita bisa mengembalikannya dengan sebaik-baik keadaan.
Tabarakallahu.
Masya Allah,
ReplyDeleteSampai ga tau mesti komentar apa. Hidup memang titipan, selain mesti menyadari hal itu kita juga mesti memanfaatkan waktu sebaik2nya untuk menabung amal untuk masa yg akan datang.
Bersyukur banget bisa merasakan semuanya itu dalam hidupku ini, punya pendidikan yang mumpuni, ilmu yang bermanfaat dan berguna, dan harta terbesar bagiku adalah keluarga yang menyenangkan dan bisa buat bahagia banget. ingin kudidikan waktu ini untuk selalu bersama mereka, bener banget semua hanya titipan..
ReplyDeleteTerima kasih sudah menuliskan pengingat yang indah ini mbak. Mengenai titipan ini mudah diucapkan.. tetapi dalam pelaksanaannya tak semudah itu.
ReplyDeleteKemelekatan masih saja lebih sering hadir. Merasa apa yang ada di depan mata dan dalam genggaman tangan adalah milik sendiri.. padahal semuanya hanya titipan.