Achmad Irfandi Sang Pionir Inovatif Kampung Lali Gadget
Konten [Tampil]
Achmad Irfandi Sang Pionir Inovatif Kampung Lali Gadget - Di tengah gempuran modernitas dan teknologi yang semakin meresap ke dalam setiap lapisan masyarakat, siapa sangka pemuda yang berdedikasi tinggi bernama Achmad Irfandi memutuskan untuk bergerak sejak 1 April 2018 dengan sebuah program luar biasa yang ia namakan "Kampung Lali Gadget" (KLG). Cara inovatif untuk menghadapi ancaman kecanduan gawai pada anak-anak.
Keresahan Pemuda Terhadap Kecanduan Teknologi
"Kalau semua orang berlomba-lomba dalam kemajuan teknologi lalu siapa yang memikirkan dampak negatif dari perkembangan teknologi itu mulai." Ungkapnya.
Sebuah inisiatif yang tumbuh dari kekhawatirannya terhadap bahaya yang mengintai anak-anak di zaman serba digital ini.
Bukanlah tanpa alasan Irfandi merasa perlu untuk menggerakkan Kampung Lali Gadget.
Meskipun di Desa Pagerngumbuk, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo, memang masih terjaga dari kecanduan gadget yang begitu merajalela di era modern ini.
Irfandi ingin melakukan langkah preventif untuk menjaga agar desanya tetap menjadi tempat yang tumbuh dengan keberagaman permainan dan kearifan lokal.
Di sekitar kita, kita mungkin melihat banyak anak-anak yang tak bisa lepas dari layar gadget, terkurung dalam dunia maya, dan terasing dari permainan fisik dan kearifan lokal yang bisa membentuk karakter mereka.
Perjalanan Merintis Kampung Lali Gadget
Pada awalnya, Irfandi bekerja sama dengan sejumlah pemuda di Desa Pagerngumbuk dan juga di Kabupaten Sidoarjo.
Kendala yang dihadapi oleh pemuda yang menyukai dunia anak-anak ini adalah belum terselesaikannya sumber daya manusia.
"Saya tidak bisa bergerak sendiri harus ada temen-temen penyerta harus ada temen-temen yang membantu semua masyarakat." Ungkapnya.
Akhirnya mereka bersama-sama mendirikan tim Kampung Lali Gadget yang bertugas sebagai perencana, fasilitator edukasi, dan pendamping.
Dalam program ini, tim KLG berfokus pada upaya pengenalan kembali terhadap permainan tradisional, mengajarkan edukasi budaya, melestarikan kearifan lokal, mempromosikan olahraga sebagai gaya hidup sehat, serta memberikan pengetahuan tentang satwa.
Program ini tidak hanya sekadar melarang anak-anak bermain gadget, tetapi lebih pada memberikan alternatif yang lebih bermanfaat dan bernilai mendalam. Selain itu program ini juga membantu melestarikan budaya dan kearifan lokal.
Program Edukasi Positif untuk Masa Depan Anak-Anak
Kegiatan-kegiatan dalam Kampung Lali Gadget sangat bervariasi. Mulai dari menggelar turnamen permainan tradisional seperti "congklak," "engklek," hingga "gobak sodor" yang mampu mengalihkan perhatian anak-anak dari gawai mereka.
Selain itu, tim KLG juga mengadakan edukasi mengenai satwa-satwa lokal, mengajak anak-anak untuk mengenal dan merawat lingkungan sekitar, serta memberikan pelatihan mengenai budaya dan kearifan lokal yang mungkin terabaikan di tengah gempuran modernitas.
Anak-anak belajar menghargai permainan dan tradisi nenek moyang mereka, mengetahui arti pentingnya gotong royong, dan merasakan nikmatnya bermain di luar ruangan.
Bagi anak-anak, bermain di alam terbuka dan belajar tentang permainan tradisional membawa kegembiraan yang luar biasa.
Semua ini memberi kontribusi besar terhadap pembentukan karakter anak-anak sebagai generasi penerus bangsa.
Irfandi memiliki impian besar untuk program ini.
Ia ingin melihat Kampung Lali Gadget menjadi desa wisata edukasi yang dikunjungi oleh orang tua yang ingin memberikan pengalaman berbeda kepada anak-anak mereka, jauh dari kecanduan gawai dan mendalam ke dalam kearifan lokal.
Ia juga berharap agar isu kecanduan gawai bisa diperbincangkan secara nasional, sehingga setiap orang merasa memiliki tanggung jawab untuk mengurangi dampak negatif dari tren tersebut.
Harapan Satu Tumbuh Berjuta-Juta Kemudian
Achmad Irfandi dan timnya telah memberikan contoh nyata tentang bagaimana seorang individu dapat menjadi penggerak perubahan yang positif dalam masyarakatnya.
Dengan memiliki harapan yang sama, mereka ingin gerakan ini menjadi inspirasi bagi banyak komunitas di seluruh negeri.
Dengan keberanian, ketekunan, dan semangat yang menggebu-gebu, mereka telah membuktikan bahwa tradisi dan teknologi dapat hidup berdampingan, asalkan dengan pandangan yang tepat dan pendekatan yang bijak.
Mereka ingin mengajak semua orang, terutama pemuda, untuk bersama-sama menjadi pionir dalam melawan kecanduan gawai dan merawat kearifan lokal.
Mereka percaya bahwa gerakan kecil seperti ini, jika dikerjakan dengan sungguh-sungguh, bisa menjadi benih besar perubahan yang menguntungkan masyarakat dan anak-anak di masa depan.
Semangat dan tekad dari Kampung Lali Gadget mengajarkan kepada kita bahwa meski kita hidup di tengah arus modernisasi yang begitu deras, kita tetap memiliki kekayaan budaya yang tak ternilai harganya.
Dan dengan kepedulian dan tindakan nyata, kita bisa mencegahnya punah, memperkaya kehidupan anak-anak kita, serta membentuk masa depan yang lebih baik.
Kampung Lali Gadget adalah bukti bahwa satu individu, dengan niat baik dan komitmen, bisa menjadi penggerak besar yang membawa perubahan positif bagi masyarakat.
Harapan kecil yang berdampak besar bagi negeri khususnya menjaga masa anak-anak yang harusnya sesuai fitrahnya tidak terlalu fokus pada gadget.
Pendidikan yang berfokus pada nilai-nilai budaya dan konservasi dapat menjadi pangkal untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.
Semangat Achmad Irfandi dan timnya mengajak kita semua untuk lebih peduli terhadap generasi muda, dan mengambil peran dalam membentuk dunia yang lebih baik, satu langkah kecil dalam satu waktu.
Keren sekali nih. Di tengah gempuran gadget, di mana banyak anak yang lebih pilih bersama main sama gadgetnya hingga lupa waktu. Ada yang masih perduli dan membuat inovasi keren. Aku membayangkan di Kampung Lali Gadget pasti anak-anaknya lebih memilih untuk main sama teman-teman yang lain ketimbang sama gadget.
ReplyDeleteSepakat Mbak. Ide-ide seeprti ini harus di estafetkan ke beberapa daerah biar menjadi kontribusi yang bagus.
DeleteGempuran kemajuan teknologi memang sukses bikin anak anak nggak lagi banyak mengenal permainan tradisional seperti dulu. Main gobak sodor saja belum tentu. Keren sekali apa yang dilakukan dan diperjuangkan oleh Mas Achmad Irfandi ini. InsyaAllah akan terasa sekali dampak baiknya pada anak anak di Desa Lali Gadget.
ReplyDeleteKe semua daerah ya Mbak.
DeleteAnak muda yang peduli dengan perkembangan generasi selanjutnya, anak-anak yang butuh aktif bermain dibandingkan main gadget. Aku berharap makin banyak anak muda yang memiliki ide inovatif seperti Irfandi dengan kepedulian pada sekitar nya
ReplyDeleteSetuju Mbak harus banyak mengikuti role mode Mas Achmad Irfandi di daerah.
DeleteWahh keren, anak-anak jadi lebih kreatif dan inovatif dalam menggali ide dan gagasan untuk perkenbangan pola pikirnya lewat permainan oleh bang irfandi ini.. Semoga saja anak-anak yang ikut didalamnya juga bisa melanjutkan apa yang sdah dimulai oleh bang irfandi, agar tidak hanya dikota tersebut saja tapi bisa di seluruh Indonesia
ReplyDeleteMembanggakan banget inovasinya.
DeleteKeresahan yang sama juga dirasakan orangtua yang lainnya dan Irfandi menangkap sinyal itu untuk menginspirasi menjadi sebuah aktivitas seru di Kampung Lali Gadget. Ini seru banget ya.. Selain mengenal permainan tradisional, juga membangun komunikasi yang aktif bersama teman dan keluarga.
ReplyDeleteEdutaiment sekaligus kedekatan dengan sesama sosialnya bagus di asah ya.
Deletesekarang ini memang gadget itu sudah sangat familiar ya bagi anak-anak. bahkan sejak bayi kayaknya generasi sekarang sudah terpapar gadget. apa yang dilakukan mas achmad irfandi ini sungguh menginspirasi sekali karena selain bisa mengurangi ketergantungan anak kepada gadget juga bisa sekalian melestarikan permainan tradisional yang dulu pernah dimainkan orang tuanya
ReplyDeleteSangat brilian idenya. Pemikiran dari anak muda yang memiliki dampak besar bagi anak-anak. Tidak lain menyelematkan mereka dari kecanduan gadget.
Delete